Selain sistem saraf, terdapat sistem kelenjar di dalam
tubuh yang ikut menentukan keseimbangan dan regulasi, yaitu sistem hormon.
Hormon merupakan suatu zat kimia
yang diproduksi oleh tubuh, dalam konsentrasi kecil yang dapat menimbulkan efek
fisiologis pada organ target.
Hormon dihasilkan oleh kelenjar
endokrin tubuh dan ditransportasikan dalam aliran darah Selain kelenjar
endokrin, terdapat juga kelenjar eksokrin yang menyekresikan zat kimia.
Perbedaannya terletak pada tempat
kerja cairan kimia yang dihasilkannya. Kelenjar
eksokrin disekresikan ke luar tubuh, seperti keringat dan enzim di mulut.
Adapun hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin diedarkan di dalam tubuh oleh sistem peredaran darah. Hormon
bekerja secara efektif jika dalam jumlah yang sesuai, jika jumlah hormon yang
disekresikan berlebih atau kurang, akan timbul kelainan-kelainan pada tubuh.
Hormon dan sistem saraf bersama-sama mengatur regulasi tubuh, yaitu sebagai
berikut.
1.
Mengatur kesetimbangan cairan tubuh
dalam proses homeostatis (nutrisi, metabolisme, kesetimbangan garam dan air,
kesetimbangan gula hingga ekskresi)
2.
Bereaksi terhadap rangsang dari luar
tubuh
3.
Berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan
4.
Pengaturan dan penyimpanan energi
Meskipun sama-sama berperan dalam
sistem regulasi, tetapi terdapat perbedaan sistem kerja pada hormon dan saraf.
Perbedaan tersebut terletak pada
jeda waktu yang diperlukan oleh kedua sistem dalam menanggapi rangsang atau
stimulus. Seperti halnya saraf, hormon bekerja dengan sangat spesifik. Sel
target atau organ target yang akan dituju harus dilengkapi dengan sebuah
reseptor yang dikenal oleh hormon, jika tidak dikenali, hormon tidak akan
bereaksi.
Ø Hipotalamus dan Hipofisis
Hipotalamus
mengontrol kerja dari kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis).
Kelenjar
hipofisis disebut juga master of gland karena banyak menyekresikan
hormon dan memengaruhi kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar lain di dalam
tubuh.
Hipotalamus terletak
di bagian dalam-bawah otak. Kelenjar hipotalamus memerintahkan kelenjar
hipofisis bagian depan dan belakang untuk menghasilkan atau menghambat produksi
hormon kelenjar endokrin lain sesuai dengan kebutuhan.
Hipotalamus
sangat penting karena menjadi penghubung dan pengatur komunikasi antara sistem
hormon dan sistem saraf. Selain itu, berperan juga dalam mengatur pertumbuhan
dan perkembangan manusia.
Hipotalamus
dapat berkomunikasi dengan kelenjar hipofisis dengan dua cara, yaitu dengan
impuls saraf atau dengan mengeluarkan hormon. Hipotalamus juga dapat
mengeluarkan hormon yang disebut releasing hormone dan inhibiting
hormone.
Releasing hormone merangsang kelenjar hipofisis
menyekresikan hormon tertentu. Inhibiting hormone menekan kelenjar
hipofisis sehingga tidak menyekresikan hormon tertentu. Dari 9 jenis hormon
yang disekresikan kelenjar hipofisis, 7 hormon disekresikan bagian depan
(anterior) hipofisis dan 2 lainnya oleh bagian belakang (posterior) hipofisis.
Kelenjar hipofisis posterior tersusun atas jaringan saraf dan sebenarnya
merupakan bagian dari hipotalamus. Kelenjar hipofisis anterior tersusun atas
sel-sel endokrin yang menyintesis dan menyekresikan beberapa hormon ke dalam
darah.
a)
Hipofisis
Anterior
Bagian
hipofisis anterior (depan) menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut
1)
FSH
(folikel stimulating hormone), berfungsi merangsang pematangan folikel
de Graaf tempat sel telur berada.
2)
LH (lutenizing hormone), yaitu hormon
yang berperan dalam pematangan sel gonad pada wanita.
3)
ACTH
(adrenocorticotropic hormone), yaitu hormon yang berperan merangsang
kelenjar adrenal untuk mengeluarkan hormon tertentu.
4)
TSH
(tyroid stimulating hormone), merangsang kelenjar tiroid mengeluarkan
hormon tiroksin.
5)
Prolaktin,
hormon ini mengaktivasi air susu pada ibu yang sedang menyusui.
6)
GH
(growth hormone), merangsang pertumbuhan tulang dan bagian tubuh
lainnya dan berperan membantu penyerapan nutrisi tubuh.
7)
Endorfin,
merupakan hormon yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit. Beberapa
narkotika menghasilkan efek yang sama dengan endorfin.
b)
Hipofisis posterior
Bagian hipofisis
(belakang) ini menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut (Gambar 9.18b).
1)
ADH
(antidiuretic hormone), mengontrol keseimbangan cairan tubuh melalui
mekanisme pengeluaran urine.
2)
Oxytocin, merupakan
hormon yang berperan dalam kontraksi otot rahim pada saat seorang wanita
melahirkan.
Ø Tiroid dan
Paratiroid
Kelenjar tiroid
dan paratiroid berada di daerah leher. Sering disebut kelenjar gondok (tiroid)
dan kelenjar anak gondok (paratiroid). Kelenjar tersebut
berfungsi mengatur kesetimbangan kadar kalsium serta laju metabolisme tubuh.
a)
Tiroid
Kelenjar
tiroid berada di daerah leher bagian bawah jakun. Terdapat dua lobus menyamping
dan dihubungkan oleh bagian yang disebut isthmus. Kelenjar
tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan kalsitonin.
1)
Tiroksin.
Hormon ini mengontrol kecepatan metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi.
Meningkatnya jumlah hormon tiroksin di dalam darah meningkatkan kecepatan
reaksi kimia dalam tubuh. Fungsi penting
hormon tiroksin lainnya adalah berperan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tubuh serta menjadi faktor penting dalam proses perkembangan otak
pada anak. Hormon tiroksin akan aktif jika mendapat perintah dari TSH yang
berada di hipofisis. Kerja hormon tiroksin banyak dipengaruhi oleh kadar iodin
di dalam darah
2)
Kalsitonin.
Kalsitonin berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalsium di dalam darah
sehingga mencegah kalsium keluar dari tulang.
b)
Paratiroid
Kelenjar
paratiroid berada di bagian belakang kelenjar tiroid. Terdapat empat buah
kelenjar paratiroid, 2 di sebelah kanan dan 2 di sebelah kiri.
Kelenjar
paratiroid menghasilkan hormon paratiroid atau parathormon (PTH).
Parathormon merupakan hormon yang bersama dengan kalsitonin mengatur kadar
kalsium tubuh.
Ø Pancreas
Pankreas
merupakan kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar eksokrin maupun endokrin.
Sebagai kelenjar eksokrin, pankreas menghasilkan enzim yang berperan dalam
proses pencernaan makanan. Sementara itu, sebagai kelenjar endokrin, pankreas
menghasilkan hormon. Hormon tersebut diproduksi di bagian pulau Langerhans. Di
dalam pulau-pulau Langerhans terdapat sel beta yang menyekresikan insulin
dan sel alfa yang menyekresikan glukagon.
a)
Insulin
Insulin mengatur
kadar gula dalam darah dengan cara menyimpan kelebihan glukosa tubuh menjadi
glikogen di dalam hati. Insulin berfungsi juga mengatur metabolisme lemak.
b)
Glukagon
Bersama dengan
insulin, glukagon mengatur kadar gula dalam darah dengan cara merombak glikogen
menjadi glukosa. Jika kita berpuasa atau beraktivitas berat tanpa didahului
oleh asupan nutrisi, glukagon akan memecah glikogen menjadi glukosa sebagai
sumber energi. Selain itu, glukagon juga dapat memecah lemak menjadi asam lemak
yang siap digunakan dalam pembentukan energi.
Ø Anak ginjal
Manusia memiliki
dua kelenjar adrenal. Kelenjar tersebut berada di atas ginjal. Setiap kelenjar
adrenal tersusun atas dua bagian. Bagian dalam disebut bagian medula dan
bagian luar disebut bagian korteks. Kerja medula adrenal
dipengaruhi oleh sistem saraf otonom, sedangkan korteks adrenal dipengaruhi
oleh hormon ACTH dari hipofisis anterior.
a)
Korteks. Pada kortek
adrenal dihasilkan tiga macam hormon, yaitu glucocorticoid, mineralocorticoid,
dan Gonadocorticoid.
1)
Glucocorticoid.
Glucocorticoid
berfungsi sama dengan glukagon sehingga berpengaruh dalam pengaturan kadar
glukosa tubuh. Kerjanya dipengaruhi oleh sekresi ACTH di hipofisis anterior.
Hormon glucocorticoid bekerja pada saat tubuh dalam kondisi stres.
2)
Mineralocorticoid.
Hormon
ini mengatur kadar garam dalam darah dengan cara pengaturan ekskresi urine dan
keringat.
3)
Gonadocarticoid.
Hormon
ini merupkan hormon sex, terdiri atas androge, entrogen, dan progesteron.
Jumlah hormon yang dihasilkan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan hormon sex
yang dihasilkan oleh testis dan ovarium. Androgen dan estrogen berperan dalam
pembentukan ciri kelamin sekunder pria dan wanita.
b)
Medula
Pada bagian
medula, dihasilkan hormon epinefrin (adrenalin) dan norephinefrin (noreadrenalin).
Ketika kondisi tubuh stres, kedua hormon tersebut akan menyiapkan kita dalam
keadaan darurat sehingga meningkatkan laju metabolisme tubuh, menaikkan detak
jantung, dan kadar glukosa tubuh. Anda juga dapat merasakan kerja hormon ini
pada saat Anda melakukan kegiatan-kegiatan menegangkan, seperti berdiri di
ketinggian atau berada dalam kondisi ketakutan.
Ø Testis dan
ovarium
Testis dan
ovarium merupakan sumber utama hormon seks. Pada pria, testis menghasilkan
hormon testosteron. Hormon tersebut berpengaruh dalam kematangan seksual pada
pria termasuk ciri sekunder dan pematangan sel sperma.
Ovarium akan
menghasilkan dua hormon yang penting, yaitu estrogen dan progesteron. Hormon
tersebut bekerja sama mengatur ciri seks sekunder dan mengatur masa reproduksi
(menstruasi) dan masa kehamilan.
Ø Kelenjar timus
Kelenjar timus
terletak di bawah kelenjar tiroid dan paratiroid. Kelenjar tersebut ikut
berperan dalam pengaturan pertumbuhan dengan menyekresikan hormon somatotropin.
Selain itu,
timus juga menghasilkan timosin yang mengatur produksi sel khusus dalam darah
putih, yaitu sel T.
Sel T sangat
berpengaruh dalam mekanisme sistem pertahanan tubuh.
Ø Saluran pencernaan
makanan
Beberapa
golongan hormon peptida dihasilkan dari kelenjar di usus halus yang akan
membantu proses pencernaan seperti hormon sekretin dan hormon kolesistokinin.
Sekretin merangsang pengeluaran getah pankreas,
sedangkan kolesistokinin merangsang
pengeluaran empedu. Selain di usus halus, lambung juga dapat menghasilkan
hormon yang membantu pencernaan makanan, yaitu hormon gastrin.
Hormon ini merangsang pengeluaran getah lambung.
Ø Kelenjar pineal
Kelenjar pineal
berukuran sebesar kacang tanah yang terletak di tengah otak. Kelenjar ini
menyekresikan hormon melatonin yang membantu mengatur ritme tubuh sehari-hari,
seperti jadwal tidur di malam hari dan bangun di pagi hari.